Saudaraku, Nabi Ibrahim 'Alaihi Salaam adalah salah satu nabi yang sangat berani menghadapi kaum yang sesat. Beliau tidak peduli mereka mengejek ajakannya.
Pada saat yang tepat, saat semua penduduk mengadakan pesta tahunan, Nabi Ibrahim 'Alaihi Salaam mendatangi kuil dengan membawa kapak besar yang tajam.
Di dalam kuil, banyak sekali makanan untuk persembahan. Makanan itu masih utuh karena patung memang tidak bisa makan. Nabi Ibrahim 'Alaihi Salaam hanya tersenyum mengingat kebodohan penduduk Negeri Babilonia (sekarang Irak).
Lantas, dengan tangkas, Nabi Ibrahim 'Alaihi Salaam merobohkan semua patung-patung di dalam kuil, kecuali patung yang paling besar. Sebelum pergi, Nabi Ibrahim 'Alaihi Salaam meninggalkan kapaknya di pundak patung yang paling besar.
Raja Namrud dan penduduk Negeri Babilonia sangat terkejut ketika mereka kembali dan melihat kuil tempat penyembahan mereka hancur.
"Siapa yang telah menganiaya tuhan-tuhan kita?!" teriak Raja Namrud sangat marah.
"Siapa pun dia... dia harus diberi hukunan yang setimpal!"
"Hamba tahu. Ini pasti perbuatan Ibrahim!" kata seorang penduduk.
"Panggil dia sekarang juga!"
Para pengawal kerajaan diikuti beberapa penduduk mendatangi rumah Nabi Ibrahim 'Alaihi Salaam. Derap langkah mereka terdengar riuh. Nabi Ibrahim 'Alaihi Salaam pun diseret dan diarak keliling kota. Beliau lalu dibawa ke tempat terbuka.
"Ibrahim, apa betul kamu yang telah menghancurkan tuhan-tuhan kami?" tanya seorang hakim beberapa saat kemudian.
Nabi Ibrahim 'Alaihi Salaam tersenyum tenang, "Bukan", jawabnya singkat, "coba lihat, bukankah yang memegang kapak itu patung yang paling besar? Barangkali dia yang melakukannya", lanjutnya.
"Mana mungkin? Dia tidak bisa melakukan apa pun", kata hakim tegas.
Nabi Ibrahim 'Alaihi Salaam tersenyum lagi, "Kalau tidak melakukan apa pun, mengapa kalian menyembahnya?" ujarnya pelan.
Semua orang terpana mendengar perkataan Nabi Ibrahim 'Alaihi Salaam yang begitu prlan, tetapi amat mengagetkan.
"Mengapa kalian menyembah sesuatu yang tidak mendatangkan kebaikan? Mengapa kalian tidak juga menyadari kesalahan kalian?"
"Diam!" bentak Raja Namrud tidak tahan mendengar kalimat Nabi Ibrahim 'Alaihi Salaam.
"Prajurit! Sekarang juga kumpulkan kayu bakar untuk membakar Ibrahim!" perintahnya kemudian.
Tidak berapa lama, kayu pun terkumpul dan membentuk perapian yang siap membakar Nabi Ibrahim 'Alaihi Salaam.
Begitu api berkobar, Nabi Ibrahim 'Alaihi Salaam dilemparkan ke dalamnya, disaksikan hampir semua penduduk Negeri Babilonia. Pada saat itu pula, Allah berfirman, "Hai api, menjadi dinginlah (kamu) dan berilah keselamatan bagi Ibrahim." (Q.S. Al-Anbiya, 21 : 69)
Demikianlah cerita keberanian Nabi Ibrahim 'Alaihi Salaam, in syaa Allaah besok kita masih akan membahas tentang Nabi Ibrahim 'Alaihi Salaam... So tetap menyimak ya 😉
Cerita diambil dari buku Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wassalaam Teladanku jilid 1
Catatan tambahan :
Ayah Nabi Ibrahim 'Alaihi Salaam.
Nabi Ibrahim 'Alaihi Salaam dilahirkan di Irak (Kaldea). Ayahnya adalah seorang tukang kayu pembuat patung. Patung-patung itu dijual kepada masyarakat untuk disembah. Ketika remaja, Ibrahim sangat heran melihat patung buatan ayahnya disembah orang. Ayahnya sangat marah ketika Ibrahim menanyakan hal itu. Sebabnya, sang ayah khawatir patung-patungnya tidak laku akibat ulah Ibrahim.
#MuhammadTeladanku
#Mute
#ODOS
#SirahNabawiyah
#NabiIbrahim
#SpiritNabawiyahCommunity
Allaahumma Shalli 'Ala Muhammad
Wa 'Ala aali Muhammad